Realitas Penelitian

spot on.

Padepokan Budi Rahardjo

Baru-baru ini terjadi kasus dimana hasil penelitian dipertanyakan.

Setelah menghabiskan sekian milyar Rupiah, hasil penelitiannya kok hanya sebuah produk yang tidak jalan.

Nampaknya banyak orang yang tidak mengerti situasi penelitian, terlebih lagi penelitian di Indonesia. Mari kita coba bahas satu persatu. (Meskipun rasanya saya sudah pernah menuliskan hal ini, saya tuliskan lagi. Maklum. Kan selalu ada pembaca baru.)

Penelitian pada dasarnya bertujuan untuk mencari sesuatu atau membuktikan sesuatu. Sang peneliti memiliki sebuah keyakinan (hipotesa) akan sesuatu tetapi belum terbukti. Penelitian dilakukan untuk menunjukkan atau membuktikan bahwa apa yang diyakininya itu benar atau salah. Hipotesanya ada yang simpel sampai ke yang mengawang-awang. Sebagai contoh, dapatkah seseorang berkomunikasi melalui gelombang yang dikeluarkan oleh otak kita? Dapatkah orang hidup di Mars? Adakah batre yang dapat menyimpan energi cukup besar, tetapi ukurannya sangat kecil dan dapat diisi dengan sangat cepat (misal untuk handphone atau bahkan untuk mobil)?  Untuk menjawab ini maka kita melakukan penelitian.

Lihat pos aslinya 590 kata lagi

DARURAT!

Yihaa, DARURAT masuk berita itb.ac.id :3

sumber : http://www.itb.ac.id/news/4407.xhtml

BANDUNG, itb.ac.id – Berdasarkan letak geografisnya, Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang dikelilingi oleh pegunungan vulkanik serta terletak pada pertemuan langsung lempeng-lempeng tektonik. Kondisi inilah yang menyebabkan berbagai bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, banjir, dan tsunami sering kali terjadi di Indonesia. Menurut data dari United States Geological Survey (USGS), Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kerawanan gempa tertinggi di dunia. Oleh karena itu, usaha mitigasi bencana dinilai sangat perlu dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat Indonesia.

Desakan kebutuhan akan adanya usaha mitigasi bencana ini semakin meningkat seiring dnegan  jumlah populasi di Indonesia yang semakin meningkat. Peningkatan kepadatan penduduk ini semakin memicu timbulnya bencana seperti kecelakaan, tindak kriminalitas, dan sebagainya. Didasari oleh hal tersebut, empat mahasiswa ITB yang terdiri dari M. Sena Luphdika, Kurniawan Adhi Ramdani (Sistem dan Teknologi Informasi 2011), dan Akbar Juang Saputra (Teknik Informatika 2011) menciptakan sebuah aplikasi mitigasi bencana. Keempat mahasiswa ini tergabung dalam suatu tim yang bernama Meridian. “Aplikasi mitigasi bencana yang kami ciptakan ini diberi nama DARURAT!,” jelas Sena.

DARURAT! merupakan sebuah aplikasi mitigasi bencana terintegrasi  yang dapat digunakan pada berbagai macam kondisi darurat, seperti kebakaran, kecelakaan, bencana alam, dan lain-lain. “DARURAT!  dapat digunakan pada saat kapanpun, dimanapun, dan oleh siapapun melalui smartphone,” jelas Sena. Sistem terintegrasi yang dimiliki DARURAT! sangat memudahkan pengguna dalam menghadapi berbagai kondisi darurat. Aplikasi ini memiliki sistem terintegrasi dengan lembaga kepolisian, rumah sakit, pemadam kebakaran, Saluran Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Palang Merah Indonesia (PMI), dan tim SAR.

“Ide aplikasi ini sebenarnya datang dari sistem call center 911 di Amerika,” jelas Sena. Tim Meridian menggunakan software eclipse dan kemudian dihubungkan dengan device Android di smartphone. Sistem  yang digunakan pada DARURAT! ini adalah Global Positioning System (GPS), sehingga posisi pengguna akan terdeteksi oleh sistem GPS ini, kemudian pengguna dapat memiih jenis layanan yang sedang dibutuhkan sesuai kedaan darurat yang sedang dialami. Setelah itu, pengguna akan diberikan daftar nomor telepon pihak terkait dengan posisi  terdekat dengan pengguna melalui menu map&list.

Kemudahan yang ditawarkan oleh DARURAT! membuat aplikasi ini semakin menarik minat pengguna untuk mengaksesnya. “Masyarakat Indonesia biasanya enggan untuk menghafal banyak nomor telepon,” jelas Sena. Dengan adanya DARURAT!, pengguna hanya perlu melakukan 2 kali tekan tombol di smartphone, kemudian pengguna langsung dapat menghubungi layanan terdekat yang sedang dibutuhkan. Selain menyediakan nomor telepon, DARURAT! juga mampu menunjukkan peta dan arah jalan untuk mencapai tempat yang diinginkan oleh pengguna.

Kemenangan DARURAT! pada Berbagai Kompetisi

DARURAT! telah menjuarai berbagai  kompetisi yang pernah diikuti, diantaranya adalah Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM), Inkubator Pusat Kreatif dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (Kemenparekraf), serta kompetisi pengembangan teknologi informasi dan komunikasi pendukung penanganan bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta 2014. Kategori yang diikuti Tim Meridian pada kompetisi BPBD DKI Jakarta adalah kategori Inovasi.

Pada kategori inovasi ini, peserta diminta untuk mengembangkan suatu aplikasi yang dapat digunakan untuk mendukung upaya penanggulangan bencana baik pada tahap pra bencana, tanggap darurat maupun pasca bencana. Tim Meridian berhasil melewati tahap seleksi administrasi kemudian diminta untuk mempresentasikan aplikasi DARURAT! ini dihadapan para juri pada akhir Mei lalu dan bertempat di kantor Pusdalops BPBD DKI Jakarta. Pada tahap presentasi, Tim Meridian bersaing dengan 12 tim lainnya yang berasal dari berbagai penjuru di Indonesia. Berkat ide, kepraktisan, dan manfaat yang dibawa oleh tim Meridian, DARURAT! berhasi memperoleh juara 1 pada kompetisi ini.

Aplikasi DARURAT! sekarang ini cakupannya masih terbatas, yakni daerah Bandung dan sekitarnya. Melihat dari manfaatnya, DARURAT! ini sangat perlu dikembangkan lebih lanjut sampai skala nasional . “Semoga kedepannya, cakupan DARURAT! bisa mencapai seluruh Indonesia supaya masyarakat Indonesia dapat merasakan manfaatnya . Dengan adanya DARURAT! ini diharapkan masyarakat lebih tenang dalam menghadapi situasi darurat agar meminimalisir dampak yang ditimbulkan akibat bencana,” tutup Sena.

Link download aplikasi DARURAT!: http://bit.ly/daruratapp

Sumber gambar: Dokumentasi pribadi

SEKELUMIT CERITA TENTANG “KAKU”NYA JOKOWI DI DEKLARASI KAMPANYE DAMAI

Hahaha, kemunafikan di mana2

Infodariwinner's Blog

Sore itu saya masih diperjalanan, ketika saya baca di Timeline Twitter orang-orang sudah ramai bicara tentang adanya deklarasi kampanye Capres yang mengikuti kontes demokrasi yang diadakan lima tahun sekali. Saya menyimak dari timeline. Sambil sesekali baca berita. Ketika sampai di rumah saya menyalakan televisi dan melihat saluran TV. Disana mulai dibahas bagaimana pidato kedua belah pihak menurut para pakar komunikasi politik dan berbagai macam pakar lainnya (maklum, di Indonesia, satu orang bisa jadi Pakar apa saja, Pakar PALUGADA – apa lu mau gua ada -). Disana mereka menyampaikan bagaimana Jokowi menjadi begitu tegang, tidak elegan dan seolah-olah tidak menunjukkan wajah bersahabat dengan rivalnya maupun juga kepada semua orang. Saya penasaran. Saya lihat lagi bagaimana Jokowi berpidato. Dan betul, walau secara substansi Jokowi lebih langsung menuju kepada inti apa yang mau disampaikannya, dia terlihat tidak bisa mengemas tuturnya seperti apa yang kita harapkan dari seorang Jokowi. Pada saat Pilgub, kita bisa…

Lihat pos aslinya 1.134 kata lagi

Dugem Syariah

Yuhuu, tak terasa kita sampai di penghujung mata kuliah IMKA yang asik ini (harus seneng apa sedih ya, hahaha)

Tugas akhir ini jadi nilai juga buat UAS dan oleh Bapak Sonny kita dibebaskan untuk membuat konsep apapun, dengan saran agar proyek  ini menggunakan minimal dua arduino sehingga kita harus menyiapkan mode komunikasi di antara dua Arduino tersebut.

Nah ane dan 2 kawan yang satu tim, yaitu Kurniawan Adhi Ramdhani dan Habib Mufid Ridho mencoba mencari2 ide ngalor ngidul kemana-mana. Sempet kepikiran buat bikin keypad HP yang gagal di tugas sebelumnya (baca : https://cahgantcore.wordpress.com/2014/03/25/tebak-angka-arduino/) tapi kalo dipikir2 habis itu fungsinya buat apa jadinya bingung juga, hahaha

Setelah mencari wangsit dan mandi kembang (ceilah) tercetus lah ide untuk membuat clapmeter. Simpel, tapi ide ini bisa dikembangkan lebih jauh jadi muacem-muacem. Pada awalnya, kita nyoba dulu nih dengan sound sensor yang kaya begini :

Sensor Suara Desibel

Si sensor ini kita cek, apakah fungsinya emang udah bener apa belom. Kita coba masukin ke Arduino, colok2, trus masukin ke serial port jadi biar input desibel suaranya bisa dilihat. Rangkaiannya gini niih :

Poto Prototype

Setelah yakin paham sistem kerjanya si sound sensor, masuklah kita ke mode imajinasi yang kedua. Jadi si sound sensor ini mau diapain? Setelah puasa 40 hari 40 malam dan tidak tidur 40 menit 40 detik (apaan sih) ditemukanlah ide untuk membuat visualizer +clap meter yang bisa menyalakan dan mematikan speaker 😀

Idenya dari si Habib nih yang seorang anak DKM tapi juga pemusik yang make syntethizer (DJ gitu). Kita pengen bikin alat yang punya dua fungsi utama :

1. Visualizer. Suara akan masuk sebagai angka desibel, lalu dari nilai desibel itu kita akan membuat visualisasi menggunakan LED. Nah, karena ini pengennya syariah, jadi kalau suaranya terlalu berisik ia akan mematikan speaker yang digunakan biar g mengganggu tetangga.

2. Clap Meter. Sensor suara akan mengambil seberapa keras suara yang dihasilkan oleh tepuk tangan lalu menampilkan levelnya di LED. Kebalikan dari si Visualizer, Clap Meter ini akan menyalakan speaker bila tepuk tangan melewati kekerasan tertentu.

Dengan spek itu, hardware yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

Input :

  • Sound sensor
  • Button
Tombol untuk mengubah mode

Tombol untuk mengubah mode

Proses :

  • Arduino

Output :

  • LED Matrix
Ini ni wujud LED Matrixnya

Ini ni wujud LED Matrixnya

  • Relay (buat nyambungin ke listrik rumah)
  • Speaker

Setelah siap dengan alat-alatnya, kita buat deh block diagram untuk si alat ini :

Ini block diagram dari alat yang kita bikin :D

Ini block diagram dari alat yang kita bikin 😀

Nah, di sini kita punya dua LED Matrix yang harus di atur, sedangkan pin2 dari satu LED Matrix aja udah menghabiskan seluruh pin yang ada di satu arduino. Maka tanpa babibu kami menyiapkan arduino kedua untuk mengatur LED Matriz yang satunya lagi. Ada dua Arduino, artinya ada dua kode :

(kodenya agak susah dikopi karena banyak dan kalo langsung ke sini jadinya g rapi. Silahkan lihat diblog kawan saya berikut :

http://habibridho.com/?p=84)

Naah, dengan kode yang kami buat di atas, activity flow dari sang alat menjadi seperti ini :

Ini nih Activity FLownya

Ini nih Activity FLownya

Berikut gambar2 dari implementasi yang kami lakukan :

Begini gambar implementasinya, rada berantakan, haha

Begini gambar implementasinya, rada berantakan, haha

Dan inilah hasil waktu testing 😀 –>

Hasil Testing

Hasil Testing

Pada hasil akhir testing, sebenarnya sistem sudah berjalan dengan cukup baik, clap meter berfungsi sebagai mestinya dan menyalakan speaker ketika batas desibel tertentu terlewati dan visualizer menunjukkan pergerakan2 LED yang atraktif meskipun variasinya masih terbatas. Hal-hal yang kami hadapi kami rangkum sebagai berikut :

Kesulitan

  • Merangkai relay (awalnya bingung bagaimana kerja relay, namun setelah diutak atik dan dibolak-balik akhirnya relay dapat berfungsi optimal)
  • Mencari datasheet dari LED matrix (sewaktu kami membeli LED matrix, kami tidak menanyakan datasheet dari LED yang bersangkutan kepada penjual. Sehingga kami kerepotan dalam memahami pin mana berfungsi apa. Untunglah ada suatu blog di China yang memberi kami petunjuk)
  • Pengaturan nyala mati LED matrix (ini sebenarnya adalah turunan dari masalah sebelumnya, haha)

Keseruan

  • Menyambungkan dua arduino (sewaktu kami menghubung-hubungkn kedua Arduino, awalnya kami kebingungan, bagaimana caranya menghubungkan mereka. Tapi ternyata ketika kami colok2kan dan kami sambungkan listrik di satu Arduino, keduanya menyala dan keduanya mendapatkan akses kepada sensor suara. Setelah itu kami tidak mengutak-atik susunan, karena kami sendiri tidak yakin apa yang membuat rangkaian ini bekerja, hahah)
  • Testing  dengan musik (ada keasikan tersendiri memperdengarkan musik dan tepuk tangan kepada sensor suara kami karena kami pun juga merasakan keseruan dari lagu2 yang dimainkan)

Sekian dari saya, Sebuah eksplorasi yang menyenangkan dari Arduino. Ia membuka cakrawala baru bagi saya untuk melihat banyak kesempatan yang ada di luar sana :D. Kadang2 malah sampai kepikiran “weh, masalah ini bisa diberesin pake Arduino dong, tinggal gini, trus gitu, trus …” dan hal itu berlaku bahkan pada hal-hal yang sebelumnya bukan merupakan sebuah masalah.

Terima kasih Bapak Sonny, terimakasih Arduino, dan terimakasih untuk seluruh pihak yang telah bersedia meminjamkan barang2nya kepada kelompok kami (Arduino tambahan dari kelompok Andy Primawan, relay dari kelompok Divo Afif) dan juga kepada kedua rekan tim saya yang aneh2 : Kurni dan Habib, Ciao!

Sterilisasi Kampus?

Ini blognya spot on, komen2nya juga cerdas. Monggo dibaca 🙂

Padepokan Budi Rahardjo

Kemarin saya mendapat kabar bahwa Jokowi akan memberikan kuliah terbuka di kampus ITB hari ini. Maka setelah turun dari pesawat (saya baru kembali dari acara InnovFest 2014 di Singapura – cerita menyusul), saya menuju kampus ITB. Tadinya saya pikir acaranya biasa-biasa saja. Yang datang cukup satu aula (Barat atau Timur) saja lah. Biasanya kan kalau pejabat datang ke kampus ya segitu saja pesertanya. Eh, ternyata begitu sampai kampus heboh banget.

Banyak mahasiswa di luar yang mendemo kedatangan Jokowi ke kampus ITB. Katanya mungkin mendekati 100 orang. Ada spanduk dan ada yang berorasi di depan Aula Timur. Saya bergegas menuju pintu masuk yang sudah dikunci. Ada penjaga yang mengenal saya sebagai dosen dan memperbolehkan saya masuk. Maka saya masuk dan menuju bagian belakang aula yang sudah padat. Jumlahnya? Wuih gak tahu saya. Yang pasti, Aula Timur penuh sesak. Nampaknya yang mau mendengarkan Jokowi lebih banyak.

Pak Jokowi baru maju ke dapan…

Lihat pos aslinya 306 kata lagi

Selow

A : ” Tugas yang buat besok gimana bro? Udah beres?”

B : “Seloow”

 

C : “BUSET. Gua baru inget besok ujian coy! Lo udah belajar?

B : “Selaaw”

 

D : “Lo selaw-selow mulu B, ngeselin tau”

B : “Wolees”

*D dan B baku pukul*

 

Mungkin Anda pernah memiliki kawan seperti B di atas yang hobinya itu kalo ada hal-hal genting bilang “selaaw”, “seloow”, “wolees”, “santee”, dan kata-kata lain yang sekawan dengan mereka.

Tak jarang pula Anda merasa panas ketika si B menggunakan kata-kata andalannya tersebut karena Anda merasa si B terlalu menggampangkan dan meremehkan hal-hal yang Anda anggap penting.

Life is too short to sweat the small stuff

Jangan salah. Bukan perkara menggampangkan atau meremehkan-lah yang menjadi alasan si B menggunakan kata-kata pamungkasnya. Alasan B mengatakan SELOW adalah karena prinsip yang ia pegang teguh :

B berprinsip bahwa kehidupan itu sejatinya jauh lebih besar dan berharga daripada hanya sekadar mengurusi satu tugas, satu ujian, satu deadline, satu tantangan, atau satu detail saja.

Hidup udah susah, ngapain makin dibikin susah? – Si B

Cerita Seorang Anggota DPR

Mantaab, kawan saya ini terjun langsung ke lapangan brooh

Nicolas Ruslim

Kemarin malam (31 Maret 2014), saya dan teman saya mendatangi salah satu anggota DPR periode 2009-2014 di rumahnya yang tidak jauh dari kos-kosan saya. Kami kesana karena saat ini kami sedang mengikuti sebuah lomba yang bertema “IT For Indonesia”. Karena kami mengambil topik di bidang pemerintahan dan lembaga yang kami pilih adalah DPR maka kami membuat janji dengan anggota DPR tersebut. Topik pembicaraan kami malam itu adalah masalah sistem di DPR dan penggunaan IT di DPR.

Pembicaraan kami mulai dengan menyampaikan alasan kami ingin mewawancarai beliau. Kemudian kami lanjutkan dengan mengajukan pertanyaan kepada beliau. Dari tanya jawab tersebut, berikut poin-poin yang kami dapatkan :

  1. DPR merasa malas menggunakan email resmi DPR (xxxx@dpr.go.id). Anggota DPR lebih memilih untuk menggunakan email yahoo atau gmail karena ternyata email resmi tersebut sangat sulit diakses. Beliau mengatakan email tersebut bahkan hanya bisa diakses pada jam kerja dan hari kerja. Bahkan pada hari kerja…

Lihat pos aslinya 992 kata lagi

Tebak Angka Arduino

Heiyaa, lama tak ngepost tentang Arduino nich. Yo mulaai

Jadi begini, buat tugas ini kami mimpinya rada tinggi nih sebenernya. Tapi ternyata waktu dan kemampuan menghambat kami untuk mengeksplore lebih jauh, hahaha. Tapi justru coba2nya jadi seru karena berubah2 terus

Pas awal2 kita pengen bikin jadi semacam hape-hape lama gitu, jadi si keypad bakal ngeluarin alphabet kalo ditekan beberapa kali. Tapi ternyata pas ngeksplor cara2nya jadi ribet banget -,-. Lalu diputuskan lah buat ngebikin konsep lain.

Dicari2, ada ide bagus muncul. Kita mau bikin tebak angka, jadi si arduino ini nanti bakal bisa menerima satu input angka yang nantinya bakal disimpen. Trus nanti sang pengisi tebakan ini bisa menantang kawan2nya untuk coba menebak angka apa yang telah diinput oleh sang penebak. Angka yang diinput waktu dilakukan penebakan akan dicek terhadap angka yang telah disimpan apakah lebih besar, lebih kecil, atau sudah tepat.

Kaya begini ini tampilannya

Sewaktu implementasinya, masalah datang bertubi2 dari berbagai sisi, haha. Untunglah ada kawan yang imba sekali bernama M Fathoni. Jadilah kami memohon bantuannya 😀 (tengkyu thon)

All Hail Fathoni!!

Berikut alat2 yang kami siapken :

  • Board Arduino Uno
  • Breadboard
  • Jumper
  • LCD Screen
  • Keypad matriks 3×4

Dirangkai menjadi seperti inii :

Rangkaian Arduinyoh-nya

  1. // include library LCD dan Keypad
  2. #include
  3. #include
  4.  
  5. // Mendefinisikan LCD
  6. LiquidCrystal lcd(12,11,10,9,8,7);
  7. constint inPin =0;
  8.  
  9. // Mendefinisikan Keypad
  10. constbyte ROWS =4;// 4 baris
  11. constbyte COLS =3;// 3 kolom
  12.  
  13. // Definisi posisi kunci, sesuaikan dengan gambar
  14. char keys[ROWS][COLS]={
  15.      {‘1’,‘2’,‘3’},
  16.      {‘4’,‘5’,‘6’},
  17.      {‘7’,‘8’,‘9’},
  18.      {’10’,‘0’,’11’}
  19. };
  20.  
  21. // Hubungkan dengan pin di ARDUINO
  22. byte rowPins[ROWS]={6,5,4,3};
  23. byte colPins[COLS]={2,13,19};
  24.  
  25. // Membuat objek Keypad
  26. Keypad kpd =Keypad( makeKeymap(keys), rowPins, colPins, ROWS, COLS );
  27.  
  28. int i =1;
  29. boolean isi =false;
  30. int keyInput =0;
  31.  
  32. // inisiasi
  33. void setup()
  34. {
  35.      Serial.begin(9600);
  36.      lcd.begin(16,2);
  37.      lcd.setCursor(0,0);
  38.      lcd.print(“Masukan :”);
  39. }
  40.  
  41. // loop utama
  42. void loop()
  43. {
  44.      char key = kpd.getKey();// mendapatkan posisi key yang ditekan
  45.      if(!isi)//mode pemberi tebakan
  46.      {
  47.      if(key !=0){
  48.           lcd.setCursor(0,1);
  49.           lcd.print(key);
  50.           isi =true;
  51.           keyInput = keInt(key);
  52.           delay(1000);// wait for one second
  53.           lcd.clear();
  54.           lcd.setCursor(0,0);
  55.           lcd.print(“Tebak :”);
  56.      }
  57. }
  58. else//mode penebak
  59. {
  60.      lcd.setCursor(0,1);
  61.      if(key !=0){
  62.           lcd.print(key);
  63.           delay(500);
  64.           int tebakan = keInt(key);
  65.           if(tebakan < keyInput){
  66.                lcd.clear();
  67.                lcd.setCursor(0,0);
  68.                lcd.print(“kurang gan”);
  69.                delay(500);
  70.           }elseif(tebakan == keyInput)
  71.           {
  72.                lcd.clear();
  73.                lcd.setCursor(0,0);
  74.                lcd.print(“selamat bor”);
  75.                keyInput=0;
  76.                isi=false;
  77.                delay(1000);
  78.                lcd.clear();
  79.                lcd.setCursor(0,0);
  80.                lcd.print(“masukin lg dong”);
  81.           }else
  82.           {
  83.                lcd.clear();
  84.                lcd.setCursor(0,0);
  85.                lcd.print(“ketinggian gan”);
  86.                delay(500);
  87.           }
  88.      }
  89. }
  90. }
  91. int keInt(char x){
  92.      if(x ==‘1’){
  93.           return1;
  94.      }
  95.      elseif(x ==‘2’){
  96.           return2;
  97.      }
  98.      elseif(x ==‘3’){
  99.           return3;
  100.      }
  101.      elseif(x ==‘4’){
  102.           return4;
  103.      }
  104.      elseif(x ==‘5’){
  105.           return5;
  106.      }
  107.      elseif(x ==‘6’){
  108.           return6;
  109.      }
  110.      elseif(x ==‘7’){
  111.           return7;
  112.      }
  113.      elseif(x ==‘8’){
  114.           return8;
  115.      }
  116.      elseif(x ==‘9’){
  117.           return9;
  118.      }
  119.      elseif(x ==‘0’){
  120.           return0;
  121.      }
  122. }

Berikut video hasilnya :

Bilgi Siswanda, Mari Kita Bantu

Silahkan dibaca saja apa yang ada di poster. Pilu rasanya melihat keluarga yang sedang terkena musibah ini.

Ibu Bilgi hanya membuka warung kecil2an di rumahnya yang sekarang sering tutup karena sang ibu sering ke Rumah Sakit Borromeus untuk menemani anaknya.

Sang Ayah yang biasanya menjadi penjaga parkir di daerah alun2, sedang kebingungan karena jalur nafkahnya berkurang yang disebabkan oleh berpindahnya para PKL.

Keluarga ini sudah berusaha meminta bantuan kemana-mana, tapi baru satu pihak yang merasa terpanggil : Team and Team Foundation dari Korea yang membantu melalui KPM Dewi Sartika (silahkan cek bit.ly/BilgiKorea dan @KPMDewiSartika)

Mari kita bantu 🙂

Bayangkan dibantu oleh tetangga sebelah, tetapi tidak dibantu oleh keluarga sendiri..

Bayangkan dibantu oleh tetangga sebelah, tetapi tidak dibantu oleh keluarga sendiri..

Arduino UTS

Untuk proyek kali ini, untuk UTS nih, kita diminta untuk membuat Arduino + LCD + sensor suhu yang dipake disebelumnya.

Alat2nya ini nih :

  • Board Arduino Uno
  • Breadboard
  • Kabel jumper
  • Sensor suhu LM35
  • LCD
  • Potensiometer

Eaa, ini lah rangkaiannya :

Gambarnya, Rangkaian

Yang asik, di sini ada potensiometer yang bentuknya kayak knob gitu. Dia digunakan untuk mengatur brightness tulisan. Gini ni contohnyaa :

Lanjuut. Ada yang kelupaan, ini kodingannya yang dimasukken ke Arduino :

Kodenya

Kodenya

Nah spek dari Dosen kami, Bapak Sonny, kami diminta untuk mengkalibrasi hasil pembacaan dengan termometer beneran. Jadilah kami bergerak ke LFD ITB untuk melakukan kalibrasi. Ini potonya :

Termometer LFD

Setelah kalibrasi, jadilah beginii. Monggo dicubo!